Search site


Contact

Asmarahadi

E-mail: aasmarahadi@yahoo.co.id

Kontraversi G 30 S PKI part 4

12/03/2010 13:41

 

Amerika Serikat Dalang Tragedi G30S

JAKARTA - Misteri tragedi berdarah yang dikenal dengan nama Gerakan 30 September 1965 (G30S) semakin terungkap. Kesaksian Letkol Penerbang Heru Atmodjo yang pernah mengalami penahanan tanpa proses peradilan yang adil karena dituduh terlibat dalam peristiwa G30S, semakin menambah dimensi dari peristiwa itu.
Dalam peluncuran bukunya yang berjudul Gerakan 30 September 1965 di ruang Munir, Kontras, di Jakarta, Senin (4/10), Heru berulangkali menunjukkan indikasi keterlibatan Amerika Serikat (AS) dalam peristiwa tersebut. Menurut pengagum Bung Karno itu, AS sangat tidak menyukai Presiden Indonesia pertama yang berani menentang kepentingan AS.
Bung Karno, menurutnya, merupakan pemimpin bangsa Indonesia dan rakyat terjajah di seluruh dunia yang menentang segala bentuk penjajahan. Bung Karno pula yang memiliki cita-cita besar mengenyahkan kepentingan negara-negara besar terutama AS yang ingin mendikte Indonesia.
Dengan demikian, adalah wajar jika AS ingin mengenyahkan Bung Karno. Setelah berbagai upaya pembunuhan gagal dilakukan terhadap Bung Karno, AS kemudian merancang upaya menjatuhkan Bung Karno dengan menggunakan kekuatan di tubuh Angkatan Darat.
Menurut Heru, AS memanfaatkan Pangkostrad, Mayjen Soeharto yang memiliki ambisi menjadi presiden untuk menggulingkan Bung Karno. Pada saat yang sama AS dan Soeharto mengkambinghitamkan PKI sebagai pelaku peristiwa G30S.
Hadir dalam peluncuran buku yang diterbitkan Harta Mitra, PEC dan Tride, sejumlah korban dalam tragedi G30S seperti para mantan anggota Gerakan Wanita Indonesia (Gerwani), sejumlah mantan tahanan politik di Pulau Buru serta mantan Panglima Angkatan Udara (PANGAU atau sekarang Kasau) Omar Dani.
Menjawab pertanyaan, Heru mengaku berani mengambil kesimpulan mengenai kemungkinan keterlibatan AS yang menggunakan kekuatan militer di tubuh AD setelah melakukan berbagai penelitian dokumen dan wawancara langsung dengan sejumlah mantan petinggi militer serta para korban G30S lainnya. Kesaksiannya juga disusun untuk menjawab tuduhan peneliti asal Belanda, Coen Holtzappel pada 1972.
Dalam tulisannya tersebut Hotzappel menuduh Heru terlibat dalam operasi khusus intelijen Angkatan Udara Republik Indonesia (AURI) untuk mendukung gerakan G30S. ''Holtzappel bukan peneliti yang baik. Dia bukan hanya tidak cermat tapi memang sangat sembrono sehingga menghasilkan tulisan yang sangat tidak bermutu,'' kata Heru yang ketika peristiwa itu terjadi adalah Asisten Direktur Intelijen AURI.
Peneliti sejarah, Asvi Warman Adam yang hadir dalam peluncuran buku itu menyebutkan, kehadiran kesaksian buku Heru Atmodjo menambah daftar buku sejarah yang mengungkapkan tragedi G30S. Menurutnya, analisis yang paling tepat dan lengkap untuk menjawab pertanyaan mengapa G30S terjadi adalah pidato Bung Karno menyusul terjadinya peristiwa tersebut.
Bung Karno dalam pidato pelengkap Nawaksara pada 10 Januari 1967 menyebutkan, peristiwa G30S disebabkan bertemunya tiga unsur kekuatan politik. Keblingeran pimpinan PKI, kelihaian subversi nekolim dan oknum-oknum yang tidak benar.
Menurut Asvi, faktor pertama, tidak terlepas dari keterlibatan Biro Khusus PKI, Sjam Kamaruzaman, faktor kedua jelas menunjuk pada keterlibatan AS, sedangkan faktor ketiga melibatkan Soeharto serta tokok-tokoh militer lainnya.

Bookmark and Share