Search site


Contact

Asmarahadi

E-mail: aasmarahadi@yahoo.co.id

MENGENAL “HAL-HAL SEPUTAR PERTANYAAN SEKSIOLOGI (1).”

24/04/2010 11:34

Apakah kesehatan seksual itu?
Ragam jenis persoalan kesehatan seksual
Penyakit seksual
Apakah AIDS itu?
Gangguan seksual
Kelainan dan penyimpangan seksual
Kekerasan seksual

Apakah kesehatan seksual itu?

Apa yang Anda pikirkan ketika mendengar istilah kesehatan seksual? Mungkin Anda memikirkan tentang terbebasnya seseorang dari penyakit-penyakit seksual. Anda benar. Namun, bebas dari penyakit seksual hanyalah salah satu aspek dari kesehatan seksual. Secara umum, kesehatan seksual didefinisikan sebagai keadaan sejahtera fisik, psikologis, dan sosial yang terkait dengan seksualitas dan terjadi secara terus menerus. Jadi, kesehatan seksual mencakup banyak hal.

Anda sehat secara seksual jika Anda bisa secara bebas dan bertanggung jawab mengekspresikan seksualitas yang bisa meningkatkan kehidupan pribadi dan sosial Anda. Sehat berarti juga harus tidak ada penyakit seksual (misalnya tidak menderita sifilis atau gonore), tidak mengalami disfungsi seksual (tidak vaginismus atau impotensi), dan tidak memiliki kekurangan kemampuan seksual (misalnya Anda menjadi sulit orgasme). Seksualitas Anda secara keseluruhan sehat, itulah maksudnya.

 

    Kita tahu bahwa kesehatan adalah hak asasi manusia. Oleh sebab itu, kesehatan seksual juga merupakan hak asasi manusia. Artinya, kesehatan seksual harus diakui dan dilindungi setiap orang karena setiap orang berhak untuk mendapatkannya. Organisasi kesehatan dunia atau WHO, telah merumuskan hak-hak seksual setiap manusia yang merupakan hak asasi. Melalui World Association for Sexology, dirumuskanlah hak seksual manusia sebagai berikut :
    Hak untuk memperoleh kebebasan seksual
    Hak untuk memperoleh otonomi seksual, integritas seksual, dan seksualitas tubuh yang aman
    Hak untuk memperoleh privasi seksual
    Hak untuk memperoleh keadilan seksual
    Hak untuk memperoleh kenikmatan seksual
    Hak untuk mengekspresikan seksualitas secara emosional
    Hak untuk menyatakan kebebasan secara seksual
    Hak untuk bebas dan bertanggung jawab menentukan pilihan reproduksi
    Hak untuk memperoleh informasi seksual berdasarkan kajian ilmiah
    Hak untuk memperoleh pendidikan seksual yang komprehensif
    Hak untuk memperoleh perawatan kesehatan seksual

 

  • Sebelas poin di atas adalah hak seksualitas manusia yang dimiliki seorang manusia karena ia manusia. Artinya, siapa pun memiliki hak itu. Pelanggaran atas hak-hak di atas berarti pelanggaran atas hak asasi. Lantas, apa dan bagaimana ciri-ciri seseorang yang memiliki kesehatan seksual yang baik? Para ahli telah merumuskannya untuk Anda. Berikut adalah beberapa ciri yang harus dimiliki oleh orang dewasa yang memiliki kesehatan seksual yang baik.
    Menghargai tubuh sendiri
    Mencari informasi lebih lanjut mengenai reproduksi jika memerlukan Mengakui bahwa perkembangan manusia mencakup perkembangan seksualitas yang boleh jadi mengandung pengalaman seksual yang terkait dengan reproduksi atau genital.
    Berinteraksi dengan semua jenis kelamin dengan perhormatan dan cara-cara yang sesuai
    Mengekspresikan cinta dan keintiman dengan cara-cara yang sesuai
    Membangun dan menjaga hubungan yang penuh makna
    Menghindari hubungan yang eksploitatif dan manipulatif
    Bertanggung jawab atas perilakunya sendiri
    Berkomunikasi secara efektif dengan keluarga, teman dan pasangan
    Nyaman dengan seksualitasnya dan mengekspresikannya sepanjang hayat
    Mengekspresikan seksualitasnya dan sekaligus menghormati hak-hak orang lain
    Mencari informasi baru untuk meningkatkan seksualitasnya.
    Membedakan antara hidup yang meningkatkan perilaku seksual dengan yang membahayakan diri dan orang lain
    Menggunakan kontrasepsi secara efektif untuk menghindari kehamilan tidak diinginkan
    Mencegah kekerasan seksual
    Mencari perawatan prenatal (bayi dalam kandungan) sejak dini
    Menghindari penyebaran atau transmisi penyakit seksual menular
    Mempraktekkan perilaku pro-kesehatan, seperti cek kesehatan teratur, mendeteksi potensi kesehatan sejak dini, dan lainnya.
    Menunjukkan toleransi terhadap orang-orang dengan nilai-nilai seksual dan gaya hidup berbeda
    Mencari tahu pengaruh keluarga, budaya, agama, media, dan masyarakat terhadap pikiran, perasaan, nilai-nilai dan perilaku yang berhubungan dengan seksualitasnya.
    Mengampanyekan hak-hak semua orang untuk mendapatkan informasi tentang seksualitas yang akurat
    Menghindari perilaku yang menunjukkan prasangka dan fanatisme
    Menolak stereotip tentang seksualitas dari kelompok berbeda.

Ragam jenis persoalan kesehatan seksual

Apa saja persoalan kesehatan seksual? Segala sesuatu yang menyebabkan kesehatan seksual tidak dapat dicapai adalah persoalan kesehatan seksual. Rentangnya dari sindrom klinis yang terkait dengan fungsi seksual, cinta atau kelekatan emosi, perilaku seksual kompulsif, reproduksi, identitas gender, kekerasan dan penipuan, infeksi seksual menular, dan lainnya. Masing-masing memiliki varian turunannya sendiri.

Pertama, persoalan kesehatan terkait fungsi seksual. Persoalan kesehatan yang satu ini lebih dikenal sebagai disfungsi seksual. Jenis-jenisnya adalah gangguan hasrat seksual hipoaktif, aversi seksual (membenci hal-hal yang berbau seksual), gangguan dorongan seksual perempuan, disfungsi ereksi laki-laki, gangguan orgasme pada perempuan, gangguan orgasme pada laki-laki, ejakulasi dini, vaginismus (vagina tegang dan menutup rapat), dan hubungan seksual yang menyakitkan.

Kedua, persoalan kesehatan terkait emosi kelekatan atau cinta. Sindrom ini dikenal juga sebagai parafilia. Ragam jenisnya adalah eksihibionisme, fetisme, froteurisme, pedofili, masokisme seksual, sadisme seksual, fetisme-transvertisme, voyeurisme, dan parafilia tidak spesifik.

Ketiga, persoalan kesehatan terkait perilaku seksual kompulsif. Penderitanya memiliki kecenderungan untuk terus menerus melakukan suatu perilaku seksual tertentu. Termasuk didalamnya adalah kegemaran melakukan hubungan seksual dengan selalu berganti-ganti pasangan untuk menjelajahi berbagai variasi pengalaman seksual, hanya terobsesi seksual pada pasangan yang tidak dapat diraihnya, melakukan tindakan oto-erotisme (termasuk masturbasi) yang kompulsif, dan selalu melakukan perselingkuhan atau affair. Jika pasangan seksual Anda ingin selalu mengulangi urutan dan gaya melakukan hubungan seksual persis sama secara terus menerus, itupun termasuk perilaku seksual kompulsif.

Keempat, persoalan kesehatan yang terkait konflik identitas gender. Terdapat konflik dalam diri individu dalam menghayati identitas gendernya. Jenisnya adalah disporia gender pada anak-anak, remaja dan dewasa, lalu ada inter-seks dan konflik identitas gender lainnya.

Kelima, persoalan kesehatan seksual terkait kekerasan dan penipuan. Jenis-jenisnya adalah kekerasan seksual yang dialami anak-anak (termasuk post-traumatic stress disorder atau gangguan stres pasca trauma), kekerasan seksual yang diikuti sindrom klinis, perkosaan yang diikuti gangguan atau sindrom klinis, fobia klinis yang terkait seksualitas (misalnya homofobia dan erotofobia), sindrom klinis yang mengikuti suatu kekerasan seksual (misalnya depresi dan gagal ereksi setelah memperkosa), dan perilaku seks yang tidak aman yang bisa menimbulkan infeksi penyakit.

Keenam, persoalan kesehatan seksual terkait persoalan reproduksi. Jenis-jenis persoalannya adalah ketidaksuburan, kemandulan, kehamilan tidak diinginkan dan komplikasi aborsi. Kehamilan tidak diinginkan dan komplikasi aborsi adalah persoalan kesehatan seksual yang banyak dialami remaja.

Ketujuh persoalan kesehatan seksual terkait infeksi seksual menular. Ragam jenis persoalannya adalah peradangan alat genital, peradangan mulut, peradangan dubur, penurunan fungsi saluran kencing, saluran vagina maupun anus, dan infeksi beragam jenis penyakit seperti HIV, sifilis, gonore, dan lainnya.

Terakhir, persoalan kesehatan yang terkait hal-hal lainnya. Boleh jadi, persoalan kesehatan muncul karena gangguan seksual akibat penuaan atau kekurangan fisik, karena adanya penyakit mental maupun fisik, karena sedang berada di dalam terapi medis atau yang lainnya.

Penyakit seksual

Penyakit seksual adalah penyakit-penyakit yang timbul akibat dari kegiatan seksual, menyerang organ-organ seksual serta ditularkan melalui hubungan seksual. Jadi, penyakit seksual bisa menular dan bisa juga tidak. Umumnya penyakit seksual yang paling dikenal adalah penyakit seksual menular, seperti AIDS, sipilys atau gonore.

Penyakit yang menyerang organ seksual. Jenis penyakit yang tergolong ke dalam kelompok ini di antaranya kanker dan tumor payudara, kanker ovarium, kanker mulut rahim, keputihan, dan semacamnya. Salah satu penyakit yang umum dijumpai (sekitar 60% perempuan pernah mengalami) adalah penyakit payudara fibrokista yakni suatu keadaan yang terdiri dari nyeri, kista dan benjolan jinak pada payudara. Pendek kata, segala jenis penyakit yang menyerang organ seks yang tidak menular ada dalam kategori ini.

Penyakit yang ditimbulkan akibat dari kegiatan seksual. Misalnya penggunaan alat bantu seks yang dimasukkan ke dalam vagina atau anus bisa menimbulkan peradangan dan luka. Bahkan kegiatan oral seks disinyalir menyebabkan terjadinya kanker mulut.

Penyakit Menular Seksual (PMS). Umumnya orang menganggap bahwa penyakit seksual idem dito dengan jenis penyakit seksual menular. Namun tidak seperti anggapan orang bahwa PMS adalah kasus langka, PMS merupakan kasus umum. Diperkirakan 1 dari 3 orang di seluruh dunia pernah mengidap PMS. Separuhnya terjadi di Asia. Sekitar 1 juta orang meninggal setiap tahun karenanya. Itu di luar meninggal karena AIDS. Pada tahun 2002, WHO melaporkan bahwa terdapat lebih dari 11 juta kasus baru PMS khusus untuk jenis sifilys, klamidia dan gonore saja. Dari jumlah itu, 3 juta lebih terjadi di Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

PMS disebabkan oleh virus, bakteri sampai arthropoda. Beberapa PMS yang disebabkan oleh virus adalah AIDS, herpes, dan genital warts. Penanganan terhadap PMS yang disebabkan oleh virus masih belum ditemukan standar baku. Namun gejala yang menyertai penyakit itu bisa ditangani. Adapun gonore, klamidia, dan sifilis adalah contoh PMS yang disebabkan oleh bakteri. Oleh karena itu penanganannya bisa menggunakan antibiotik.

Manusia diketahui tidak dapat membangun antibodi terhadap beberapa PMS sehingga tidak ada peluang bagi pelaku hubungan seksual untuk tidak terjangkit PMS apabila berhubungan seksual dengan pasangan yang telah terjangkit PMS. Suatu hal yang umum adalah tidak munculnya gejala PMS pada tahap awal atau bahkan tidak muncul gejala sama sekali. Tahu-tahu sudah parah dan merusak jaringan tubuh. Itu sebabnya harus sering cek kesehatan jika Anda memiliki risiko tertular PMS.

Terdapat sekitar 40 jenis penyakit yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual. Sebagai contoh adalah AIDS, herpes, klamidia, gonore, sifilis, genital warts, hepatitis B, kutu kemaluan, infeksi saluran kencing, granuloma, limpogranuloma, molluscum, trikomoniosis, radang pelvik, dan vaginitis. Berikut adalah ragam jenis penyakit menular seksual yang umum ditemui dalam masyarakat, sehingga telah sangat dikenal.

1. Herpes
Herpes disebabkan oleh virus yang diberi nama herpes simplex virus. Gejalanya berupa kemunculan gelembung merah pada kulit yang hilang-timbul. Biasanya penderita mengeluh karena menjadi demam, sakit ketika kencing, rasa terbakar dan nyeri pada organ genital atau gejala lainnya. Gejala tersebut muncul setelah 2 sampai 20 hari tertular. Penularannya melalui hubungan seksual, pergesekan kulit dan pertukaran cairan tubuh.

2. Klamidia
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri chlamydia trachomatis. Diperkirakan terjadi pada 200 orang di antara 100 ribu orang, atau sekitar 0,2 % dari seluruh populasi. Pada perempuan, gejalanya berupa rasa nyeri saat berhubungan seks dan kencing, demam dan lainnya. Pada laki-laki gejalanya bisa berupa iritasi sekitar penis, peradangan testis, nyeri dan terbakar saat kencing, dan lainnya. Klamidia bisa menyebabkan kemandulan dan kehamilan di luar rahim atau hamil anggur.

3. Genital Warts (kutil kelamin) atau HPV
Penyakit ini disebabkan oleh human papillomaviruses (HPVs). Para peneliti mempercayai bahwa 90-95% terjadinya kanker mulut rahim disebabkan karena genital warts. Selain kanker mulut rahim, penyakit ini juga dituding sebagai penyebab bagi tumor vulva, vagina dan penis. Gejalanya adalah gatal atau rasa terbakar pada organ seks dan tumbuhnya kutil.

4. Gonore atau kencing nanah
Gonore diderita oleh 0,2% seluruh populasi penduduk. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri neisseria gonorrhoea. Bakteri ini menyerang vagina, mulut rahim dan rahim, penis, kerongkongan, anus, dan alat genital lainnya. Pada laki-laki muncul nanah berwarna putih atau kuning kehijauan dari penis. Pada perempuan bisa muncul perdarahan, demam, iritasi anus, sakit saat berhubungan seksual dan pada saat menstruasi terjadi perdarahan berlebihan. Saat kencing terasa panas, nyeri dan gatal. Sejumlah 10% kemandulan disebabkan oleh penyakit ini.

5. Sifilis atau raja singa
Penyakit ini disebabkan oleh bakteri treponema pallidum. WHO melaporkan sekitar 4.200.000 orang menderita sifilis di seluruh dunia pada tahun 2002. Itu artinya sejumlah 0,2 % dari seluruh populasi. Adapun yang meninggal pada tahun itu berkisar 150.000 orang. Sifilis bisa menyerang semua organ tubuh., termasuk jantung dan syaraf. Pada tahap parah, sifilis bisa menyebabkan kebutaan, gangguan mental, gangguan syaraf, abnormalitas jantung dan bahkan kematian. Penularannya melalui hubungan seksual vaginal, anus, maupun oral. Jika ibu menderita sifilis, maka 60-80% bayinya sangat mungkin tertular. Hampir 50% bayi yang terinfeksi dalam kandungan akan meninggal sesaat sebelum atau sesudah dilahirkan.

6. Hepatitis B
Penyakit ini menyerang hati dan disebabkan oleh virus hepatitis B. Pada stadium lanjut, bisa menimbulkan sirosis (pengerutan hati) dan kanker hati. Belum ada obat yang diketahui bisa mengobati penyakit ini. Namun vaksinasi diketahui cukup ampuh mencegah timbulnya hepatitis B. WHO melaporkan pada tahun 2002 saja terjadi infeksi hepatitis B pada sekitar 2,170,000 orang di seluruh dunia. Khusus di Asia tenggara hampir 600 ribu orang terjangkit oleh penyakit ini.

7. Trikomoniosis
Penyakit ini disebabkan protozoa bersel satu yang disebut trichomonas vaginalis. Pada perempuan gejalanya bisa berupa gatal, nyeri dan rasa terbakar pada vagina, kencing berlebihan, menghasilkan cairan berbusa yang berwarna putih, hijau keabuan atau kekuningan dengan bau yang tidak sedap, gatal sangat hebat atau lainnya. Pada laki-laki gejalanya berupa rasa sakit dan sulit kencing, rasa menggelitik di dalam penis, dan lainnya. Berbeda dengan PMS lainnya yang mati begitu di luar tubuh, bakteri atau protozoa penyebab trikomoniosis bisa hidup di luar tubuh selama beberapa jam. Bisa berada di toilet, di handuk basah, cairan tubuh dan lainnya.

Apakah AIDS itu?

AIDS (Acquired immuno deficiency syndrome) merupakan penyakit paling populer di dunia pada saat ini. Penyebarannya seperti wabah. Sejak ditemukan pertama kali pada tahun 1981 di Afrika, AIDS telah menyebar ke seluruh penjuru dunia dengan kecepatan luar biasa. WHO atau organisasi kesehatan dunia memperkirakan pada tahun 2002 telah terdapat 84,458,000 orang penderita AIDS di seluruh dunia (sekitar 5,7% dari penduduk bumi). Sejumlah 42,663,000 penderita adalah laki-laki. Sisanya sebanyak 41,795,000 penderita adalah perempuan. Di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, penderitanya mencapai lebih dari 10 juta orang. Pada tahun tersebut meninggal sebanyak 2.777.000 orang penderita AIDS, atau sekitar 4,9% dari seluruh populasi penderita.

AIDS disebabkan oleh virus yang disebut human immunodeficiency virus (HIV). Virus tersebut menyerang T-cells, yang memproduksi antibodi. Akibatnya kekebalan tubuh seseorang akan terus menurun jika terserang HIV. Apabila ada infeksi penyakit tertentu, maka tubuh tidak akan mampu menahannya. Flu yang pada saat sehat tidak akan mematikan, berubah menjadi sangat mematikan jika telah terinfeksi HIV. Demikian juga bakteri-bakteri dalam tubuh yang tidak berbahaya saat sehat akan berubah menjadi sangat berbahaya setelah terinfeksi HIV.

HIV ditularkan melalui cairan tubuh obatan-obatan yang dipakai bersama dengan penderita. Termasuk dalam cairan tubuh adalah darah, semen, air susu, sari makanan dari ibu ke anak di dalam kandungan, dan lainnya. Jadi, semua orang bisa terinfeksi virus HIV. Tidak peduli bayi, remaja sampai orangtua. Akan tetapi memang benar, bahwa berganti-ganti pasangan akan sangat memperbesar risiko terserang AIDS.

Gangguan seksual

Gangguan seksual adalah gangguan yang dialami seseorang sehingga tidak dapat memperoleh kepuasan seksual. Berdasarkan gangguan yang terjadi, gangguan seksual dapat dikelompokkan ke dalam tiga kelompok berbeda, yakni kesulitan mencapai orgasme, hambatan dorongan seksual, dan hambatan melakukan hubungan seksual.

1. Hambatan mencapai orgasme

Jenis gangguan ini umum terjadi, yakni jika seseorang tidak mampu mencapai orgasme seperti yang diharapkan oleh dirinya sendiri maupun oleh pasangannya. Bukan karena tidak atau kurang berhasrat, tetapi karena adanya kendala fisik atau psikologis sehingga sulit orgasme. Pada laki-laki ada dua jenis disfungsi jenis ini yakni ejakulasi dini dan ejakulasi terlambat (terlalu lama). Sedangkan pada perempuan dikenal sebagai female orgasmic disorder (gangguan orgasme perempuan).

Ejakulasi dini. Inilah gangguan seksual pada laki-laki yang sangat terkenal. Ejakulasi dini artinya adalah ejakulasi sebelum, pada saat atau segera setelah penetrasi (masuknya penis ke dalam vagina). Penderitanya mengeluarkan cairan semen sangat cepat. Oleh sebab itu pasangannya bisa sangat tidak puas. Diperkirakan 30% laki-laki mengalami gangguan ini.

Ejakulasi terlambat. Berbalik dengan ejakulasi dini, ejakulasi terlambat justru sangat lama. Bahkan ada yang sampai berpuluh-puluh menit melakukan penetrasi ke dalam vagina tetap belum bisa ejakulasi. Ejakulasi terlambat sangat mengganggu perempuan karena lama kelamaan akan merasakan sakit pada vagina.

Gangguan orgasme perempuan. Orgasme yang terhambat adalah suatu kelainan di mana seorang perempuan tidak pernah mengalami orgasme, atau orgasmenya tertunda lebih lama daripada yang diinginkan olehnya dan oleh mitra seksualnya, atau sulit mencapai orgasme meskipun rangsangannya sudah memadai.

2. Hambatan dorongan seksual

Hambatan ini ditandai dengan kurangnya minat terhadap seks. Seseorang benar-benar kurang atau tidak tertarik sama sekali terhadap seks. Pada umumnya kaum perempuan lebih banyak yang menderita hambatan jenis ini ketimbang laki-laki. Ada istilah khusus untuk perempuan yang tidak tertarik seks, yakni frigiditas. Penderitanya sangat dingin terhadap seks. Sebagian bahkan sampai membenci seks. Istilahnya adalah aversi seksual.

3. Hambatan melakukan hubungan seksual

Gangguan ini ditandai dengan kurangnya kemampuan untuk berhubungan seks. Penderitanya kesulitan dalam melakukan hubungan seksual. Laki-laki mengalami gangguan ereksi dan perempuan mengalami vaginismus atau gangguan lubrikasi vagina. Ada juga dispareunia atau hubungan seksual menyakitkan.

Gangguan ereksi. Istilah lain untuk gangguan ereksi yang lebih dikenal adalah impotensi. Penisnya sulit atau bahkan tidak bisa ereksi sama sekali. Tidak bisa ‘hidup’ meskipun hasrat seksualnya menggelegak. Gejala ini sangat banyak terjadi dan paling ditakuti kaum laki-laki. Disinyalir, pada umur 50-an sekitar 30% laki-laki mengalami gangguan impotensi.

Vaginismus. Penderita vaginismus mengalami kontraksi yang tidak disadari pada otot vagina bagian bawah yang menghalangi masuknya penis ke dalam vagina. Hal tersebut terjadi jika perempuan secara tak sadar ingin mencegah penetrasi penis. Mungkin karena khawatir hamil atau mengalami ketakutan lain.

Dispareunia. Inilah istilah untuk Anda yang mengalami rasa nyeri pada kelamin atau di dalam panggul saat melakukan hubungan seksual. Perempuan maupun laki-laki bisa mengalaminya. Namun perempuan lebih umum menjadi penderita. Biasanya dispareunia disebabkan karena penyakit, namun bisa juga karena luka, lecet atau gangguan fisik lain.

Kelainan dan penyimpangan seksual

Kelainan seksual adalah perilaku seksual manusia yang tidak normal. Termasuk dalam kelainan seksual, adalah abnormalitas dalam hal hubungan seksual, abnormalitas dalam hal dorongan seksual dan kelainan identitas seksual.

1. Kelainan dorongan seksual

Kelainan dorongan seksualitas artinya terdapat penyimpangan dorongan seksual yang dirasakan oleh seseorang, alias berbeda dengan norma moral masyarakat. Dulu, homoseksual merupakan penyimpangan seksual. Namun saat ini hal itu bukan lagi penyimpangan karena telah diterima sebagai gejala normal.

Nimpomania dan hipomania. Nimpomania adalah isilah untuk seseorang yang memiliki hasrat seksual sangat tinggi. Dorongan seksualnya selalu meletup-letup dan selalu ingin melakukan hubungan seksual, di mana saja dan kapan saja. Sebaliknya, hipomania adalah istilah untuk seseorang yang gairah seksualnya sangat rendah.

Nekrofilia. Nekrofilia adalah istilah untuk hasrat seksual yang terdapat pada laki-laki untuk melakukan hubungan seksual dengan mayat perempuan. Pada beberapa kasus, laki-laki penderita nekrofilia cukup memandangi mayat perempuan (biasanya sambil onani) untuk memperoleh kepuasan seksual. Namun demikian banyak kasus terjadi di mana penderita nekrofilia benar-benar melakukan kontak seksual dengan mayat perempuan, baik memasukkan penis ke dalam vagina mayat, maupun metode lainnya. Diyakini penderita nekrofilia cukup banyak, namun karena ketiadaan kesempatan, maka sangat jarang kasus nekrofilia terungkap. Penderita nekrofilia sangat menyukai pekerjaan yang terkait dengan mayat, seperti misalnya pembalsem jenazah, penjaga mayat, penggali kubur dan semacamnya.

Eksihibionisme. Kelainan ini hanya diderita laki-laki. Penderitanya memiliki dorongan untuk mempertontonkan alat kelaminnya pada perempuan. Kepuasan seksual diperoleh dengan mendengar teriakan atau melihat ekspresi kaget dari lawan jenis. Oleh karena itu biasanya mereka menunjukkan alat kelaminnya pada saat yang tak terduga dan mengejutkan.

Fetisisme. Penderitanya tertarik secara seksual pada pakaian, terutama pakaian dalam, baik celana dalam, rok dalam ataupun BH. Mereka kurang tertarik pada barang baru dan lebih tertarik pada barang yang masih dipakai. Oleh karena itu mereka biasanya menjadi pencuri pakaian dalam.

Transvetisme. Penderita kelainan ini baru bergairah jika menggunakan pakaian lawan jenis. Laki-laki penderita fetisisme akan memakai pakaian perempuan agar terangsang. Pada tahap lanjut, penderitanya akan merasa sangat cemas jika tidak memakai pakaian lawan jenis. Oleh sebab itu laki-laki penderitanya biasa memakai BH yang disembunyikan dalam baju berlapis.

Voyeurisme. Anda suka mengintip orang mandi? Maka mungkin Anda penderita kelainan voyeurisme. Penderita voyeurisme tertarik secara seksual alias hanya terangsang dengan melihat orang menanggalkan pakaian, baik saat mau mandi, mau tidur atau lainnya. Mereka juga terangsang melihat orang melakukan hubungan seksual, namun hanya jika dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Jika dilakukan terbuka justru tidak bisa terangsang.

2. Hubungan seksual menyimpang

Hubungan seksual menyimpang adalah hubungan seksual yang dilakukan terhadap objek-objek yang tidak normal dan di luar norma moral masyarakat. Termasuk hubungan seksual menyimpang adalah jika hubungan seksual dilakukan dengan cara-cara menyimpang.

Masokisme. Penderita masokisme terangsang secara seksual dan mampu mengalami orgasme jika disakiti. Dirinya akan minta dipukul, dicambuk atau lainnya yang menyakitkan agar bisa mencapai orgasme.

Sadisme. Berbalik dengan masokisme, penderita sadisme memperoleh kepuasan seksual diperoleh dengan cara menyakiti pasangan seksualnya pada saat akan berhubungan seksual. Adakalanya penderita sadistik memerlukan erangan kesakitan yang sangat, adakalanya hanya perlu penyiksaan ringan, dan adakalanya cukup dengan fantasi sadistik.

Incest. Incest adalah dorongan seksual yang dirasakan terhadap keluarga sedarah. Mereka tertarik secara seksual terhadap orang-orang dalam lingkaran keluarga. Ayah atau ibu tertarik anak, anak tertarik ayah atau ibu, dan anak tertarik saudara sedarah lainnya. Incest lebih bersifat moral. Artinya, bisa saja pelaku incest tertarik secara seksual pada orang lain.

Pedofilia. Penderita pedofilia memiliki kecenderungan untuk melakukan aktivitas seksual dengan anak-anak kecil. Biasanya digunakan standar umur di bawah 13 tahun dan penderitanya minimal 5 tahun lebih tua.

3. Kelainan identitas seksual

Kelainan identitas seksual adalah adanya keinginan untuk memiliki jenis kelamin yang berlawanan dengan kenyataan kelamin yang dimiliki. Perempuan ingin menjadi laki-laki. sebaliknya, laki-laki ingin menjadi perempuan. Penderitanya merasa terjebak dalam tubuh lawan jenis. Oleh sebab itu tidak jarang mereka merasa jijik dengan alat kelamin miliknya sendiri.

Kekerasan seksual

Kekerasan seksual adalah kekerasan yang terjadi karena persoalan seksualitas. Ibarat awan dan hujan, demikianlah hubungan antar seks dan kekerasan. Di mana terdapat seks maka kekerasan hampir selalu dilahirkan. Termasuk dalam kekerasan seksual adalah perkosaan, pelecehan seksual (penghinaan dan perendahan terhadap lawan jenis), penjualan anak perempuan untuk prostitusi, dan kekerasan oleh pasangan.

Perkosaan. Perkosaan adalah jenis kekerasan yang paling mendapat sorotan. Diperkirakan 22% perempuan dan 2% laki-laki pernah menjadi korban perkosaan. Untuk di Amerika saja, setiap 2 menit terjadi satu orang diperkosa. Hanya 1 dari 6 perkosaan yang dilaporkan ke polisi. Sebagian besar perkosaan dilakukan oleh orang yang mengenal korban alias orang dekat korban.

Kekerasan seksual terhadap anak-anak. Suatu tinjauan baru-baru ini terhadap 17 studi dari seluruh dunia menunjukkan bahwa di manapun, sekitar 11% sampai dengan 32% perempuan dilaporkan mendapat perlakuan atau mengalami kekerasan seksual pada masa kanak-kanaknya. Umumnya pelaku kekerasan adalah anggota keluarga, orang-orang yang memiliki hubungan dekat, atau teman. Mereka yang menjadi pelaku kekerasan seksual terhadap anak biasanya adalah korban kekerasan seksual pada masa kanak-kanak.

Kekerasan seksual terhadap pasangan. Kekerasan ini mencakup segala jenis kekerasan seksual yang dilakukan seseorang terhadap pasangan seksualnya. Sebesar 95% korban kekerasan adalah perempuan. Temuan penelitian yang dilakukan Rifka Annisa bersama UGM, UMEA University, dan Women’s Health Exchange USA di Purworejo, Jawa Tengah, Indonesia, pada tahun 2000 menunjukkan bahwa 22% perempuan mengalami kekerasan seksual. Sejumlah 1 dari 5 perempuan (19%) melaporkan bahwa biasanya mereka dipaksa untuk melakukan hubungan seksual dengan pasangan mereka selama dipukuli. Termasuk kekerasan seksual adalah kekerasan yang dilakukan seorang laki-laki terhadap seorang perempuan, semata-mata karena sang korban adalah perempuan. Istilah untuk ini adalah kekerasan berbasis gender.

Bookmark and Share